Judul: Akhirnya Mereka Bertaubat, Kisah-kisah Nyata Pelbagai Peristiwa Yang Menyedarkan Dari Kelalaian | Judul Asal (‘Arab): Az-Zaman Al-Qadim | Penulis: Syaikh ‘Abdul Malik bin Muhammad Al-Qasim | Penerbit: Darul Haq | Berat: 250g | Muka Surat: 216m/s. [Disediakan oleh Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com]
Ada tiga unsur penting dalam al-Qur’an yang menjadi tunjang kepadatan makna dan kandungannya: Aqidah, hukum, dan kisah. Persoalan aqidah memenuhi sepertiga bahagian Al-Qur’an. Oleh sebab itu sebagaimana dijelaskan para ulama tafsir, Surah Al-Ikhlash merupakan sepertiga Al-Qur’an, kerana ia adalah surah yang berisikan tauhid seluruhnya. Dua pertiga lainnya adalah perbahasan hukum dan kisah-kisah benar penuh pelajaran.
Kisah-kisah kehidupan sebagaimana yang banyak tercantum dalam Al-Qur’an adalah salah satu dari tanda kekuasaan Allah. Allah memberi gambaran kukuh tentang kehidupan orang-orang yang meniti jalan lurus dengan pemaparan kisah para Nabi dan orang-orang soleh. Sebagaimana Al-Qur’an juga memberi gambaran tentang kehidupan orang-orang kafir dan orang-orang derhaka dengan menceritakan kehidupan kaum yang membangkang ajaran para Nabi, termasuk di antaranya beberapa isteri dan anak nabi yang diutus oleh Allah.
Demikian juga dalam kehidupan nyata yang kita alami. Di sekitar kita sesungguhnya terdapat banyak kisah yang tersemat dalam bingkai kehidupan yang lebih luas, yang kesemuanya dapat memberi pelajaran tentang erti kehidupan dan kedudukan manusia sebagai seorang hamba. Kisah si Fulan dengan ibadahnya, kisah si Allan dengan kemaksiatannya, kisah si Fulan memenuhi kehidupannya dengan kesejukan hatinya, dan si Fulan yang memenuhi hidupnya dengan hatinya yang suntuk, dia yang meninggal dengan husnul khatimah, dan dia yang mengakhiri kehidupannya dengan su’ul khatimah.
Ribuan bahkan jutaan kisah mampu kita dapatkan dalam perjalanan kehidupan dunia yang fana ini. Tetapi sayang sekali, masih jarang di antara kaum muslimin yang mengambil faedah secara optimum dari kisah-kisah kehidupan yang ada; untuk dipelajari, disimpulkan, dan dijadikan sebagai pengajaran; yang buruk dihindari, manakala yang baik dijadikan contoh teladan.
Tidak kita perhatikan bahawa para ulama terdahulu amat gemar memetik kisah-kisah nyata ke dalam buku-buku mereka terutamanya yang berkaitan dengan tazkiyatun nufus (penyucian jiwa), seperti kitab Al-Jawabul Kafi (atau Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’) karya Ibnul Qayyim, Al-Kaba’ir karya Adz-Dzahabi, dan selainnya.
Banyak sekali nasihat-nasihat dan pelajaran yang mampu difahami secara fitrah, bila dituturkan dalam bentuk Kisah Nyata. Terbukti buku-buku karya Ibnul Qayyim selain memang memiliki gaya bahasa yang khas dan mengkagumkan, ia dipenuhi dengan petikan kisah-kisah menarik dari para salaf dan selainnya. Akhirnya ia menjadi lebih menyerap ke dalam alam fikiran pembacanya, tidak menjemukan, dan lebih menggiring kepada tujuan perbahasan.
Tiga bunga rampai siri tulisan berisi kisah-kisah nyata dengan judul asal (berbahasa ‘Arab): “Az-Zaman Al-Qadim” karya Syaikh ‘Abdul Malik bin Muhammad Al-Qasim ini pernah menjadi best seller di negeri asalnya, iaitu Saudi ‘Arabia. Banyak kalangan pelajar atau penuntut ilmu yang memuji buku ini, termasuk beberapa orang murid ulama terkenal Syaikh Muhammad bin Soleh Al-‘Utsaimin rahimahullah.
Buku ini berbeza dengan himpunan kisah-kisah yang banyak berlegar di tanah air kita. Ia tampak dari pernyataan penulis sendiri yang hanya mahu memasukkan ke dalam bukunya ini kisah-kisah yang benar-benar nyata terjadi. Selain itu, gaya bahasanya yang ringan, santai, dengan sentuhan ilmiyah, ditambah dengan racikan bait-bait syair di awal setiap kisah, menambah daya tarikan buku ini.