Judul: Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga | Penulis: Yazid B. Abdul Qadir Jawas | Penerbit: Pustaka At-Taqwa | Berat: 700g | Muka Surat: 345m/s. [Hak cipta Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com]
Setiap Muslim dan Muslimah diperintahkan untuk menuntut ilmu kerana dengan menuntut ilmu mereka akan mengetahui tentang agama Islam yang bersumberkan dari al-Qur'an dan as-Sunnah. Setiap muslim tidak akan mampu melaksanakan agamanya dengan benar melainkan dengan belajar Islam yang benar berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah berpandukan kefahaman salafus Soleh (generasi awal umat Islam). Agama Islam adalah agama Ilmu dan amal kerana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diutus dengan membawa ilmu dan amal soleh.
Apa itu ilmu?
Kata Imam adz-Dzahabi rahimahullah (Wafat: 748H): “Ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat, tetapi ia adalah cahaya yang dicampakkan oleh Allah ke dalam hati, dan syaratnya adalah al-ittiba’ (mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam), dan melarikan diri dari hawa nafsu serta menjauhi al-ibtida’ (bid’ah).” (adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala’, 13/323)
Allah 'Azza wa Jalla berfirman yang ertinya,
"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (al-hudaa) dan agama yang haq supaya dimenangkan-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksinya." (Surah al-Fath: 28)
Makna al-hudaa (petunjuk) dalam ayat tersebut adalah ilmu yang bermanfaat. Dan yang dimaksudkan dengan diinul haq (agama yang benar) adalah amal soleh. Allah 'Azza wa Jalla mengutus Rasul untuk menjelaskan kebenaran dan kebatilan, menjelaskan Nama-Nama Allah, Sifat-SifatNya, Perbuatn-perbuatan-Nya, hukum-hukum-Nya dan berita yang datang dari-Nya - Serta memerintahkan untuk melakukan segala apa yang bermanfaat bagi ruh, hati dan jasad.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan ummatnya supaya mengikhlaskan ibadah semata-mata kerana Allah, mencintai-Nya, berakhlak mulia, beradab dengan adab yang baik dan melakukan amal soleh, Beliau melarang ummatnya dari perbuatan syirik, amal dan akhlak yang buruk yang berbahaya bagi hati, badan dan kehidupan dunia akhiratnya.
Cara yang mampu meraih hidayah dan mensyukuri nikmat Allah adalah dengan menuntut ilmu syar'i. Menuntut ilmu adalah jalan yang lurus yang dapat membezakan di antara yang haq dan yang batil, antara sunnah dan bid'ah, antara ma'ruf dan mungkar, antara yang bermanfaat dan yang membahayakan dan menuntut ilmu akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Seseorang muslim tidak cukup hanya dengan menyatakan dan mengaku keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Setiap pernyataan perlu dibuktikan dengan melaksanakan apa yang dinyatakan oleh Islam, kerana itulah menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan abadi.
Berikut ini adalah di antara buku yang membahaskan kewajiban dan panduan dalam menuntut ilmu, meliputi perbahasan seperti:
1 - Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga.
2 - Perngertian Ilmu yang syar'i.
3 - Keutamaan Ilmu dan mempelajarinya.
4 - Kaedah-kaedah dalam mendapatkan ilmu.
5 - Kaedah-kaedah dalam menghafal al-Qur'an.
6 - Penghalang dan cabaran menuntut ilmu.
7 - Adab-adab seorang penuntut ilmu.
8 - Menggunakan masa.
9 - Hubungan penuntut ilmu dengan amal.
10 - Beberapa kesalahan menuntut ilmu yang perlu dijauhi.
11 - Kitab-kitab yang perlu ditela'ah oleh penuntut ilmu.
12 - Perjalanan ulama dalam menuntut ilmu.
13 - Nasihat dan wasiat untuk para penuntut ilmu.
Maka, belajarlah... Tuntutlah ilmu yang benar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Syurga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah sebuah rumah Allah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenangan (sakinah) turun kepada mereka, rahmat Allah meliputi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang berada di sisi-Nya.” (Hadis Riwayat Muslim, 13/212, no. 4867)
Imam adz-Dzahabi rahimahullah (Wafat: 748H) berpesan, “Kita memohon kepada Allah ilmu yang bermanfaat. Tahukah kamu apa ilmu yang bermanfaat tersebut? Iaitu ilmu yang turun bersama al-Qur’an dan ditafsirkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan ucapan, perbuatan, dan yang tiada larangan daripadanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesiapa yang membenci sunnahku, maka dia tidak termasuk golonganku.” Wahai saudaraku, kamu perlu mempelajari kitab Allah dan menekuni dua kitab Sahih (ash-Shohihain: al-Bukhari dan Muslim), Sunan an-Nasaa’i, Riyadhus Sholihin, dan al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, nescaya kamu akan beruntung dan selamat. Jauhilah pemikiran-pemikiran (syubhat) ahli falsafah, perbuatan ahli sufi, ajaran (tingkah-laku) para pendeta, dan khayalan orang-orang yang suka menyendiri. Seluruh kebaikan itu adalah dengan mengikuti jalan yang lurus. Mintalah pertolongan kepada Allah. Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami jalan-Mu, jalan yang lurus.” (adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala’, 19/339-340). [Hak cipta Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com. Tidak dibenarkan membuat salinan tanpa kebenaran]