Allah Yang Maha Mulia telah menurunkan Kitab-Nya (Al-Qur’an Al-Karim) melalui Malaikat Jibril ‘alaihis Salam yang mulia, kepada Rasul-Nya yang mulia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (terjemahan maknanya),

“Dan sesungguhnya, inilah jalan-Ku yang lurus Maka ikutilah! Jangan-lah kalian ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepada kalian agar kalian bertaqwa.” (Surah Al-An’aam, 6: 53)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah menjelaskan kepada manusia seluruhnya dan kaum muslimin khasnya tentang jalan yang benar dan selamat, agar mereka beragama dengan menempuh jalan tersebut. Jalan tersebut adalah jalan yang telah ditempuh oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersama-sama para Sahabatnya radhiyallaahu ‘anhum. Yakni jalan dalam meniti kehidupan sebagai hamba, jalan dalam beragama, jalan dalam mentauhidkan Allah, jalan dalam menempuh pelbagai ujian kehidupan, dan jalan dalam memahami Kitab Allah (Al-Qur’an), yakni jalan dalam rangka menuju keselamatan di akhirat.

Bahawasanya jalan menuju kepada Allah hanya satu dan tidak bercabang-cabang, tidak bengkang-bengkok, tidak ke kanan dan tidak ke kiri... akan tetapi jalan yang dibawa oleh Nabi dan para sahabatnya itu adalah jalan yang lurus, jalan yang jelas, terang, putih bersih dan tidak ada noda-noda syirik, bid’ah, khurafat, hizb (kepuakan/ketaksuban), atau yang semisalnya. Inilah jalan yang wajib ditempuh selaku orang beriman.

Sesiapa sahaja yang menempuh jalan yang satu ini dia akan mendapat jaminan dari Allah Yang Maha Mulia dan Rasul-Nya yang amanah, iaitu dia akan MULIA di dunia dan akan SELAMAT di akhirat. Oleh kerana itu, wajib atas setiap kum muslimin untuk kembali kepada agama Islam yang mulia sebagaimana yang ditempuh dan difahami oleh golongan Salafush Sholeh (generasi awal umat Islam yang soleh), yakni jalan yang telah ditempuh dan dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersama-sama para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Umat Islam wajib mengikuti aqidah, keyakinan, manhaj, akhlak bermu’amalah, dan cara beragama para Sahabat radiyallahu ‘anhum. Kita semua ingin mulia dan meraih kemenangan, kejayaan, dan yang paling penting kita semua ingin dimasukkan ke SYURGA yang kekal abadi. Mudah-mudahan kita diberikan taufiq oleh Allah Ta’ala untuk menempuh jalan yang mulia ini dan istiqomah di atas Sunnahnya sekaligus diwafatkan di atas Islam dan Sunnah, seraya dimasukkan ke Syurga-Nya. Amin..

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (terjemahan maknanya):

“Orang-orang yang lebih dahulu lagi yang paling awal (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah redha kepada mereka dan mereka pun telah redha kepada Allah, dan Allah telah menyediakan bagi mereka Syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya untuk selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (Surah At-Taubah, 9: 100)

Maka, sebagai penjelasan dan pencerahan yang lebih terperinci, buku ini pun disusun untuk tatapan para penuntut ilmu dan pencari kebenaran yang ikhlas. Penulis berusaha menjelaskan kepada kita jalan agama yang benar serta menjelaskan kenapa berlaku begitu banyak perpecahan di kalangan umat Islam pada hari ini kepada pelbagai kelompok, puak, ideologi, cara beragama, dan pemikiran.

Alhamdulillah, buku ini akan menjawab dan merungkainya, sekaligus menjelaskan bahawa jalan yang benar dan selamat itu hanyalah satu, iaitu jalan agama sebagaimana yang telah ditempuh dan dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersama-sama para sahabatnya.

Adapun jalan-jalan agama yang baru yang dibentuk oleh kelompok-kelompok selain itu, maka ia adalah bathil dan menyimpang walaupun diatasnamakan sebagai islam dan kebenaran.

Sebagaimana kata sahabat Nabi, Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu:

اتقوا الله يا معشر القراء وخذوا طريق من كان قبلكم فوالله لئن استقمتم لقد سبقتم سبقا بعيدا ولئن تركتموه يمينا وشمالا لقد ضللتم ضلالا بعيدا

“Bertaqwalah wahai orang-orang yang membaca Al-Qur’an, ambillah (ikutilah) jalan orang-orang sebelum kalian (yakni dari kalangan para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, khasnya kaum Muhajirin dan Anshar), demi Allah... jika kalian istiqamah (di atas jalan mereka), sungguh mereka telah lebih jauh istiqamah (berbanding kalian). Dan jika kalian meninggalkan jalan mereka sama ada ke kanan mahupun ke kiri, sungguh kalian telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.” (Jaami’ Bayaan Al-‘Ilm wa Fadhlih, 2/947. Hilyatul Awliyaa’, 9/218. Shahih Al-Bukhari, no. 7282)

Semoga bermanfaat.