Judul: Biografi 35 Shahabiyah Nabi | Judul Asal (‘Arab): Shahabiyat haula Ar-rasul | Penulis/Penyusun: Mahmud Al-Mishri Abu Ammar | Tahqiq/Takhrij: Penulis | Penterjemah: Umar Mujahid | Penerbit: Ummul Qura | Berat: 842g | Muka Surat: 664 m/s. (Hard cover) | Ukuran buku: 24.6cm (tinggi) x 17.6cm (lebar) x 3.3cm (tebal) | ISBN: 978-602-7637-30-6 |
Siapakah yang dimaksudkan dengan sahabat Nabi? Mereka tidak lain adalah orang-orang yang sempat bertemu dengan Nabi, mengikuti ajaran Nabi dan mati dalam keadaan tersebut. Mereka adalah generasi paling awal menerima ajaran Nabi, Al-Qur’an turun ke atas mereka dan merekalah orang-orang yang berjuang serta berdakwah bersama Nabi.
Sesungguhnya urusan generasi akhir umat ini tidak akan baik, kecuali dengan meneladani kebaikan generasi awalnya, iaitu generasi para sahabat yang Islam turun dan berkembang dari mereka.
Mengkaji sejarah Islam pada umumnya dan sejarah generasi para sahabat khususnya, merupakan langkah besar untuk membangkitkan umat. Kerana hal tersebut akan mendorong umat untuk berdiri sekai lagi sambil membersihkan diri dari debu-debu kelalaian, sehingga dapat meraih kembali keagungannya dan tampil memimpin dunia menuju kebaikan kehidupan di dunia dan akhirat.
Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah generasi terbaik sepanjang sejarah peradaban manusia. Mereka adalah sekelompok menusia terbaik setelah para Nabi dan Rasul - semoga selawat dan salam dilimpahkan kepada mereka. Mereka adalah manusia yang dipilih oleh Allah untuk menyertai Nabi-Nya. Mereka adalah orang-orang yang berhati baik, berfikiran genius, dan tidak takalluf dalam segala hal. Setiap generasi yang datang berikutnya wajib mengetahui keutamaan generasi pendahulunya. Sebab, kita hidup di zaman yang tidak banyak memiliki teladan-teladan yang ideal.
Oleh sebab itu, mengupas profil tokoh-tokoh besar dan menyingkap lembaran-lembaran penuh kebaikan yang mereka catat sepanjang hidup mereka di pentas sejarah, merupakan sebuah kewajiban yang dituntut oleh keadaan zaman kita sekarang yang diselimuti pergulatan pemikiran, kerancuan dalam memahami hakikat kebenaran, dan maraknya fenomena yang cenderung kepada tradisi-tradisi kafir.
Semua perkara di atas dipicu oleh jauhnya umat dari sumber kehormatan dan kemuliaannya, sehingga Allah menempatkannya di dasar kemerosotan umat yang paling terhina. Padahal, Allah pernah menempatkan sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada posisi yang sangat terhormat, ketika mereka mengikuti manhaj Allah dan menjalankan petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Melalui karya ini, kita akan menelusuri karangan bunga yang semerbak dari perjalanan hidup sahabat-sahabat wanita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, semoga Allah meredhai mereka. Sungguh, sebuah perjalanan yang penuh berkah dan sarat dengan nilai-nilai positif dari wanita-wanita mulia yang telah menebarkan aroma keharuman dalam lembaran-lembaran buku sejarah, dengan perjalanan hidup mereka yang penuh berkah.
Setiap sahabat wanita ibarat sekuntum bunga yang tumbuh di ladang Islam. Lalu, ketika awan berarak di atasnya dan menumpahkan air hujan, bunga yang bersih dan sarat dengan nilai taqwa itu terus tumbuh subur dengan baja yang diperolehi dari dua sumber yang bersih, yakni A-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga pada masa berikutnya, ia menebarkan semerbak keharumannya kepada seluruh pelusuk alam raya dengan keharuman iman dan tauhid.
Setelah menyelesaikan buku sebelumnya yang berjudul Ash-Haabur Rasuul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) yang Alhamdulillah mendapat sambutan yang sangat baik dari segenap kaum muslimin, para pencari ilmu, para dai, dan ulama, penulis bertekad untuk menyusun karya tentang perjalanan hidup para sahabat wanita (semoga Allah meredhai mereka semua), agar tercipta gambaran yang sempurna tentang masyarakat ideal (generasi sahabat) yang tidak akan pernah hadir lagi dalam pentas sejarah untuk selama-lamanya.
Memang, tokoh-tokoh besar dari kalangan kaum lelaki telah cukup banyak. Namun, dari segi keutamaan dan kedudukan, tokoh-tokoh wanita tidak kalah penting. Wanita muslimah yang hidup di era pertama Islam memiliki keteguhan untuk mempertahankan agamanya yang tidak kalah dengan kaum lelakinya. Mereka juga tidak kalah dalam menunjukkan pengorbanan dan kegigihan dalam membela aqidahnya. Mereka memberi teladan yang sangat baik dalam hal ini. Mereka mengorbankan segala yang dimiliki untuk kepentingan Islam dan tidak serik dengan kezaliman, siksaan, dan kematian yang harus dihadapi.
Ini dari segi kualiti, manakala dari segi kuantiti, wanita merupakan sebahagian dari masyarakat. Jika kita perhitungkan, kaum wanita melahirkan separuh yang lain dari masyarakat (yakni kaum lelaki), maka kita akan sedar betapa penting dan besarnya peranan kaum wanita dalam membangun masyarakat.
Selain itu, wanita merupakan senjata yang memiliki dua mata yang sama-sama tajam. Jika mereka baik, dan dapat menjalankan tugas yang sepatutnya serta mencapai tujuan yang ditetapkan untuknya, maka mereka akan menjadi tunjang yang sangat baik untuk membangun sebuah masyarakat islami yang teguh dan utuh, berakhlak mulia, dan memiliki prinsip yang kuat.
Berdasarkan hal ini, kita dapat memahami mengapa Islam memberi perhatian yang sangat besar terhadap wanita. Islam sangat menekankan pendidikan dan pengasuhan terhadap kaum wanita dan menetapkan hak-haknya yang selaras dengan tabiat dan pembawaannya yang tidak pernah diperhatikan oleh umat mana pun sepanjang sejarah.
Dengan perhatian yang sebesar itu, Islam membentuk wanita muslimah sedemikian rupa sehingga melahirkan tokoh-tokoh besar yang menyemarakkan dunia dengan kebijaksaan dan keadilan. Juga menancapkan panji-panji kemenangan di jantung Asia, di puncak-puncak pegunungan Afrika, dan di pelbagai penjuru dataran Eropah. Mereka berhasil menempatkan agama, ajaran, bahasa, ilmu, dan sastera mereka yang diikuti dan digemari oleh pelbagai kalangan manusia. Dalam sebuah pepatah klasik diungkapkan:
“Sesungguhnya, di belakang setiap lelaki yang agung, ada seorang wanita yang agung...”
Wanita-wanita itu merupakan ibu-ibu yang telah melahirkan fajar islam. Kebesaran Islam menjulang kerana jasanya. Kekuatan Islam menjulang kerana peranannya. Berkat usaha mereka, kemuliaan Islam tersebar luas dan dasar-dasarnya tertancap dengan kukuh. Itulah gambaran peranan kaum ibu di masa-masa keemasan Islam dahulu. Mereka adalah medan semaian kehormatan yang bebas, kemuliaan yang asli dan keagungan yang teguh.
Sungguh benar ungkapan seorang penyair:
Ibu adalah madrasah
Bila engkau mempersiapkannya dengan baik
Bererti engkau telah mempersiapkan sebuah generasi yang mulia
Ibu adalah taman
Bila engkau rajin menyiramnya
Maka ia akan tumbuh subur dan lebatlah dedaunannya
Ibu adalah guru
Guru segala guru
Jasa-jasa besarnya akan menyelimuti seluruh cakrawala...
Untuk itu, kepada setiap wanita mukmin yang beriman kepada Allah dan hari akhir, penulis persembahkan karangan bunga harum yang terangkai dari kehidupan generasi agung itu, agar Anda semua dapat menyelami riwayat hidup mereka dan mengenali teladan sejati yang menyebarkan semerbak keharuman.
Mereka adalah teladan yang harus diikuti dan lentera yang layak dijadikan petunjuk. Dengan mengetahui liku-liku kehidupan mereka, hati kita semakin hidup. Dengan mengikuti jejak langkah mereka, kita dapat meraih kebahagiaan sejati. Dan, dengan mengerti perjalanan hidup dan keistimewaan-keistimewaan mereka, kita dapat meneladanni sifat-sifat yang mulia, jasa-jasa yang agung, dan karya-karya besar.
Demi Allah yang telah menegakkan langit, kita sangat perlu membaca riwayat hidup para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sama ada sahabat lelaki mahupun sahabat perempuan. Kerana dengan memaparkan sejarah generasi yang agung tersebut, dan meneliti kegigihan mereka dalam mengemban amanah dakwah di jalan Allah, dengan segala penderitaan yang mereka alami, pasti akan memberikan pengaruh yang sangat besar kepada kita untuk mengetahui kedudukan dan keutamaan mereka. Sehingga, kita akan merasa bangga dengan generasi tersebut, kemudian mereka menjadi teladan terbesar dan paling berpengaruh bagi segenap pemuda dan pemudi kita. Dengan demikian, terpautlah ikatan antara masa kini umat Islam dan masa lalunya yang gemilang.
Mari menuju zaman yang subur dengan buah-buahannya yang ranum untuk berjumpa dengan wanita-wanita yang tulus dan menghirup aroma ketulusan mereka. Semoga Allah menganugerahi kita ketulusan dan keikhlasan di dunia, dan memberi kita kenikmatan dan keredhaan di akhirat.