Judul: Cara Cepat Membaca Dan Menerjemah Kitab Gundul, yakni Kitab Arab Tanpa Baris (Metode Al-Ankabut) | Judul Asal (‘Arab): - | Penulis: Abu Syifa | Tahqiq/Takhrij: - | Penerbit: Media Hidayah | Penterjemah: - | Berat: 133gram | Muka Surat: 95m/s. (Soft cover) | Ukuran: 20.1(Tinggi)x14(Lebar)x0.5(Tebal)cm |
A. Metode Al-Ankabut
Metode Al-Ankabut merupakan metode pembelajaran bahasa Arab, yang diilhamkan dan berdasarkan metode pengajaran bahasa Arab yang diambil dari Ustadz Al-Fadhil Aunur Rofiq Gufron, mudir Ma’had Al-Furqon (Sedayu Gresik), dengan kitab panduan Mukhtarot pada tahun 90-an.
Metode beliau dengan kitab Mukhtarot tersebut disusun berdasarkan olahan pengajaran dan pembelajaran selama lebih 15 tahun, kemudian dianalisa oleh penyusun, disusun semula, dan diolah dengan sentuhan cara pengajaran dan penyediaan silibus yang inovatif sehingga terbitlah sebuah metode yang penulis beri nama Metode Al-Ankabut.
Metode ini terus mengalami perubahan dan akan terus berkembang bersesuaian dengan hasil pengalaman dan praktik di peringkat umum.
Metode ini sudah diajar di pelbagai daerah di Indonesia, seperti di Pare Kediri (Jawa Timur), Pontianak (Kalimantan Barat), Lambung, Bekasi (Jawa Barat), Blitar (Jawa Timur), Banjarnegara (Jawa Tengah), Yogjakarta, Surakarta (Jawa tengah), dan lain-lainnya.
Dari pelbagai daerah tersebut, ternyata muncul respon, sambutan, dan hasil yang memuaskan. Para peserta daurah bahasa ‘Arab mendapatkan pencerahan dan tambahan hasil yang berbeza dengan cara atau metode pengajaran Bahasa Arab yang sudah dipelajari sebelumnya.
Oleh kerana itu, metode ini akan terus berkembang dan berkembang megikuti keperluan.
B. Sebab Penamaan Al-Ankabut
Al-Ankabut adalah nama sarang sejenis serangga yang sangat lemah sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala:
وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Sesungguhnya selemah-lemah rumah adalah sarang labah-labah jika mereka mengetahui.” (Surah Al-Ankabut, 29: 41)
Akan tetapi, di balik kelemahannya, seekor labah-labah ternyata Allah kuruniakan kekuatan untuk melindungi dirinya dari musuh-musuh yang mengancamnya.
Metode Al-Ankabut ini diawali dengn belajar bab per bab secara parsial kemudian akan membentuk suatu jaringan keterikatan antara bab dengan bab tersebut satu sama lain sehingga membentuk sebuah bangunan yang sempurna dan jaring yang kuat, jaringan yang kuat tersebut ibarat sarang labah-labah yang kuat yang mampu menangkap serangga yang jatuh di dalamnya.
Oleh kerana itu, dengan segala kelemahan seorang muslim, dengan menguasai Bahasa ‘Arab, diharapkan akan mampu membela sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari kerosakan ahli bid’ah dan liberalisme. Apa kata seorang liberal dan ahli bid’ah jika seorang ahli sunnah yang membantahnya ternyata tidak faham bahasa ‘Arab. Ini kisah-kisah lucu yang kerap terjadi.
Metode Al-Ankabut ini menerapkan idea dari seekor labah-labah, iaitu bahawa seorang pelajar diwajibkan menguasai poin per poin pelajaran dengan sempurna. Tidak ada gunanya pelajar belajar silibus berikut tanpa menguasai perbahasan asas sebelumnya. Jika masing-masing poin silibus tersebut sudah dikuasai, pelajar hanya perlu merangkai poin-poin tersebut sehingga menjadi sebuah garis dan gambar yang dapat dibaca dan difahami.
C. Karakteristik Metode Al-Ankabut
Metode ini mempunyai ciri khas, iaitu:
>> Mudah
Metode ini dirancang agar seseorang mampu belajar bahasa Arab dengan mudah dan sederhana. Dalam metode ini pelajar tidak dibebani kerja-kerja menghafal definisi-definisi atau ta’rifaat, tetapi definisi itu akan dihasilkan secara sendirinya dari hasil pemahaman pembelajaran.
>> Menyenangkan
Metode ini menerapkan pembelajaran yang santai dan ringan sehingga tidak menjadi beban bagi pelajar.
>> Cepat
Metode ini dirancang agar seorang mampu membaca kitab gundul secara cepat dengan anggapan bahawa sebenarnya bahasa Arab itu secara gramatikal sudah baku, tidak ada perubahan dan tidak terpengaruh dengan gramatikal bahasa lain. Jadi, sebenarnya yang harus diajarkan kepada pelajar adalah sederhana dan sudah baku. Oleh sebab itu, dalam metode ini, hal-hal yang dirasa jarang digunakan dan jarang muncul dalam membaca kitab gundul tidak diajarkan kepada pemula kerana belum perlu dan boleh ditunda penyampaiannya. Yang diajarkan adalah perbahasan-perbahasan yang penting saja, yang memang diperlukan dalam membaca kitab gundul.
>> Cerdas atau bijak
Metode ini menggunakan sistem kebijaksanaan dalam memilih kandungan bagi peserta dan cara pengajaran. Seorang Muslim pada dasarnya adalah bijak, sedangkan orang kafir pula, sepandai-pandai mereka adalah bodoh disebabkan kekafiran mereka pada Rabb mereka.
>> Power of Teaching
Metode ini banyak bertumpu pada kekuatan cara pengajaran seorang guru, bukan hanya sekedar pada buku panduan. Buku panduan tidak banyak berguna tanpa ada pengajar yang memahami dan berpengalaman dalam metode ini.
Belajar dengan guru adalah sunnah para ulama terdahulu. Belajar pada seorang guru bukan hanya mengambil ilmu yang dimilikinya, tetapi belajar juga sistematika dan teknik pengajarannya. Dengan cara tersebut seorang murid akan mampu mengambil dan menyempurnakan apa yang dipelajari dan harus difahami.
Semoga bermanfaat.