Judul: Misteri Alam Ghaib | Judul Asal (‘Arab): At-Tahdziiru min Asy-Syaithaan (peringatan tentang hakikat syaitan) | Penulis: Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wushabi hafidzahullaah | Penerbit: Daar Ibn ‘Abbas | Berat: 0.3kg | Muka Surat: 265 m/s. (Soft cover)
Di antara perkara yang sama sekali tidak ada keraguan di dalamnya adalah bahawa bapak para jin adalah Iblis (kami berlindung kepadaAllah dari keburukannya), sebagaimana tidak dapat dinafikan bahawa bapa para manusia adalah Adam. Setiap dari mereka diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari sesuatu yang Allah kehendaki. Adapun jin, Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan dari api yang menyala (tanpa asap), sedangkan manusia Allah ciptakan dari tanah liat, dan Allah menciptakan para malaikat pula dari cahaya.
Dia-lah Allah yang telah menyatakan di dalam firman-Nya tentang penciptaan jin:
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Allah menciptakan jin dari nyala api (tanpa asap).” (Surah Ar-Rahman, 55: 15)
Allah Subhanahu wa Ta’ala turut berfirman tentang penciptaan manusia:
إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (manusia) dari tanah liat.” (Surah Ash-Shaffat, 37: 11)
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang beliau tidaklah mengucapkan sesuatu dengan hawa nafsunya, telah menyatakan tentang penciptaan malaikat:
خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, manakala Adam diciptakan dari sesuatu yang menjadi sifat kalian (iaitu tanah).” (Shahih Muslim, no. 2996)
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahawa keimanan terhadap keberadaan jin yang kita tidak mampu melihat wujud mereka sebenarnya, adalah termasuk keimanan terhadap perkara ghaib yang wajib hukumnya. Sesiapayang mengingkari keberadaan mereka (para jin), maka sungguh dia telah kufur terhadap Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan sesiapa yang mengingkari bahawa syaithan dapat merasuki tubuh manusia, maka dia adalah orang yang sesat dan menyesatkan. Sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan yang demikian ini di dalam Al-Qur’an tentang orang-orang yang menggunakan harta riba:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Mereka (orang-orang yang memakan riba) tidaklah berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan syaithan kerana gila (tidak siuman dan tidak sedarkan diri).” (Surah Al-Baqarah, 2: 275)
Tatkala sering terjadi perselisihan dan perdebatan tentang hakikat syaithan, demikian pula disebabkan betapa besarnya bahaya syaithan terhadap manusia, yang terkadang tidak disedari seorang yang lalai, bahkan syaithan terkadang melalaikan orang yang dalam sedar, maka Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab Al-Wudhabi al-‘Abdali hafidzahullah pun mengumpul, menyusun dan menuliskan perbahasan khusus yang penting ini denganjudul At-Tahdziir min Asy-Syaithan (peringatan tentang hakikat syaithan).
Di dalam buku ini terdapat firman-firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hadis-hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang menjelaskan tentang hakikat perkara tersebut, sama ada tentang sifat syaithan, cara makan dan minum syaithan, kehidupan dan tipu-daya mereka terhadap anak keuturunan Adam, mahupun kemampuan mereka yang terkadang tidak diketaui oleh banyak manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada kita semua untuk berhati-hati dan waspada terhadap syaithan. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memerintahkan kepada kita untuk meletakkan syaithan sebagai musuh kita, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagi kalian, maka dari itu jadikanlah dia sebagai musuh.” (Surah Fathir, 35: 6)
Maka wajib atas kaum muslimin untuk berhati-hati terhadap musuh besar mereka (iaitu syaithan) berserta bala tenteranya dari kalangan jin dan manusia. Hendaklah kaum muslimin mempersiapkan persenjataan untuk melawan mereka, iaitu dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, sehingga dapat memerangi dan mengalahkan mereka.
Atas dasar itulah penulis (Syaikh Muhammad bin ‘Abdillah Al-Wushabi) menyusun dan membentangkan perbahasan ini. Di dalamnya beliau menyusun ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi tentang hakikat syaithan, jin dan Iblis berdasarkan methode ahli hadis, iaitu meletakkan bab-bab yang menunjukkan fiqh (kefahaman) terhadap ayat Al-Qur’an dan hadis, lalu pada setiap bab tersebut beliau pun meletakkan dalil-dalil yang mendukung setiap tema dan bab yang beliau kemukakan.
Di antara bab-bab besar dalam buku beliau ini adalah seperti:
1, Bab jin; yang padanya terdapat sub-sub tema seperti Jin dalam Al-Qur’an, penciptaan jin, jenis-jenis jin, ular sebagai jelmaan jin, tujuan penciptaan jin, pengaruh Al-Qur’an terhadap jin, jin muslim, jin tidak mengetahui perkara ghaib, jin ifrit, dan selainnya.
2, Bab Syaithan dan sifat-sifatnya; yang padanya terdapat sub-sub tema seperti penampilan syaithan yang menyeramkan, unta diciptakan dari syaithan, kepala-kepala syaithan, tanduk syaithan, larangan membunuh ular dalam rumah, makar syaithan, tempat duduk syaithan, syaithan lari sambil terkentut-kentut, sikap tergesa-gesa dari syaithan, syaithan menjanjikan kebathilan, dan yang lainnya.
3, Bab Amalan-amalan Syaithan; yang padanya terdapat sub-sub tema seperti Iblis adalah pemimpin memerangi anak-keturunan Adam, singgahsana Iblis, waktu para syaithan berkeliaran, syaithan menyusup di celah saf solat, waspada terhadap syaithan, syaithan membisikkan was-was, kelalaian itudari syaithan, nyanyian dan sya’ir yang buruk itu dari Syaithan, nyanyian adalah suara syaithan, pasar adalah sarang syaithan, syaithan menaburkan benih permusuhan dalam kalangan manusia, sihir amalan syaithan, syaithan boleh menjadi sebab terbakarnya rumah, dan selainnya.
4, Bab Syaithan dan bala tenteranya; yang padanya terdapat sub-sub tema seperti Syaithan turun kepada setiap pendusta, mengenal wali-wali syaithan, orang-orang munafiq adalah syaithan dari kalangan manusia.
5, Bab Syaithan dan Nabi Adam.
6, Syaithan dan peperangan terhadap Rasulullah.
7, Syaithan dan Manusia; yang padanya terdapat sub-sub tema seperti setiap manusia mempunyai qarin (pendamping) dari kalangan syaithan, syaithan mampu berjalan dalam pembuluh darah anak Adam, tusukan syaithan, peringatan agar tidak mengikuti syaithan, sejarah permusuhan syaithan terhadap manusia, usaha syaithan untuk menjauhkan manusia dari jalan yang benar, syaithan dan kaum wanita, gangguan syaithan, manusia beribadah kepada jin, kecmburuan yang datang dari syaithan, syaithandan angan-angan, bendera syaithan, melihat dengan mata syaithan, dan banyak lagi.
8, Bab Syaithan dan wali-wali Allah; yang padanya terdapat sub-sub tema seperti gangguan syaithan terhadap Ibrahim di Mina, Allah menundukkan syaithan kepada Nabi Sulaiman, Syaithan lari dari ‘Umar, mu;min yang mukhlish selamat dari syaithan, dan selainnya.
9, Bab berlindung dari Syaithan.
10, Bab Ruqyah sebagai saranan rawatan.
11, Bab tempat kembali syaithan pada hariKiamat.
12, Bab Kumpulan faedah tambahan.
13, Bab Atsar-atsar yang sahih tentang Syaithan.
14, Bab hadis-hadis dha’if (lemah) tentang syaithan.
15, Penutup.
Semoga bermanfaat.