Your shopping cart is empty!
Judul: Puncak Ke-Maha Indahan Asma-ul Husna | Judul Asal (‘Arab): - | Penulis: Abdullah Taslim | Penerbit: Rumah Ilmu | Berat: 150gram | Muka Surat: 134 m/s. (Soft cover)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu (yakni yang mengenal Allah).” (Surah Fathir, 35: 28)
Kata Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah (Wafat: 774H):
“Maksud ayat ini: Bahawa hanya orang-orang yang berilmu dan mengenal Allah yang memiliki rasa takut yang sebenarnya kepada Allah, kerana semakin sempurna pemahaman dan pengetahuan (seorang hamba) terhadap Allah, Dzat Yang Maha Mulia, Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui, yang memiliki sifat-sifat yang maha sempurna dan nama-nama yang maha indah, maka ketakutan (hamba tersebut) kepada-Nya pun akan semakin besar.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/729)
Al-Imam Ibnul Qayyim berkata:
“Semakin bertambah pengetahuan seorang hamba terhadap (nama-nama dan sifat-sifat) Allah, maka akan semakin bertambah pula rasa takut dan pengagungannya kepada Allah, yang kemudian pengetahuannya ini akan mewariskan perasaan malu, pengagungan, pemuliaan, merasa sentiasa diawasi, merasa cinta, melahirkan tawakkal, selalu berinabah, serta redha dan tunduk kepada perintah Allah.” (Raudhatul Muhibbin, m/s. 406)
Kata Syaikh ‘Abdurrahman As-Si’di dalam Tafsir-nya:
“Semakin bertambah pengetahuan seseorang terhadap (nama-nama dan sifat-sifat) Allah, maka rasa takut kepada-Nya pun akan semakin besar, yang dengan rasa takut ini pun menjadikan dirinya sentiasa menghindari perbuatan-perbuatan maksiat dan sentiasa bersiap untuk bertemu dengan Dzat yang ditakutinya.” (Tafsir As-Si’di, m/s. 502)
Maka keimanan dan ketakwaan seorang hamba akan semakin sempura dengan semakindalam dia memahami dengan benar ilmu tentang ke-Maha indahan nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ke-Maha Tinggian sifat-sifat-Nya. Oleh kerana itu, Al-Imam Ibnul Qayyim berkata:
“Orang yang paling sempurna dalam penghambaan diri (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) adalah orang yang menghambakan diri kepada-Nya dengan memahami kandungan semua nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang (dapat) diketahui oleh manusia.” (Madarijus Salikin, 1/420)
Bagi tujuan mulia ini dan dalam rangka memenuhi seruan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk tolong-menolong dan saling menasihati dalam kebaikan, kami ketengahkan kepada para pembaca tulisan yang sederhana ini, yang semoga menjadi sebab kebaikan bagi setiap orang yang membaca dan merenungkannya.
