Your shopping cart is empty!
Judul: Petunjuk Praktis Kesehatan Klasik dalam Makan dan Minum | Judul Asal (‘Arab): | Penulis: Sinshe Suparisno BRM, Qti. Dan Abu Muhammad Faris Al-Qiyanji | Ta’liq/Takhrij/Tahqiq: - | Penerbit: Naashirussunnah| Penterjemah: | Berat: 128gram | Muka Surat: 106 m/s. (Soft cover)
Berikut ini adalah pembahasan tentang Petunjuk Makanan dan Minuman yang sesuai dengan standard Ilmu Kesihatan Klasik, buku ini diberi judul “Petunjuk Praktis Kesehatan Klasik dalam Makan dan Minum”.
Adapun kemudian, penyakit di negara-negara timur dan barat secara prinsipnya adalah sama. Namun ada perbezaan dalam sejarah dan pola fikirnya. Perbezaan kedokteran timur dan barat adalah dalam hal etiologi, patogenesis, dan cara terapi pada penyakit yang sama. Kedokteran barat yang dikenal dengan istilah kedokteran modern, berusaha memahami dan mengubati penyakit secara ilmiyah. Sementara kedokteran timur atau tradisional berusaha memahami dan mengubati penyakit berdasarkan tradisi dan pengalaman yang telah lama berkembang di negara timur sepanjang ribuan tahun.
Kemudian, Perubatan Tradisional mengobati penyakit secara menyeluruh, yang dianggap penting bukan hanya simptom-simptom yang dikeluhkan, melainkan juga sistem keseimbangan jiwa dan raga. Kaedah perubatan tradisional tidak mensasarkan untuk mengubati sakit secara radikal atau sekaligus dan pantas, tetapi ia lebih fokus untuk memulihkan sistem keseimbangan tubuh bagi merangsang daya penyembuhan itu sendiri. Walaupun pendapat ini dari sudut pandang kedokteran barat sering dianggap tidak logik atau kurang ilmiyah, namun konsep dasarnya tetap benar dan dalam praktek perubatan seharian sangat bermanfaat dan sangat efektif bari perawatan pelbagai penyakit kronik. Prinsip inilah yang menjadi rahsia kejayaan dan kelestarian perubatan tradisional.
Ilmu Perubatan Tradisional telah berkembang sejak ribuan tahun. Pengalaman dan pengetahuan yang dikumpulkan selama saat ini penting bagi kesihatan masyarakat. Perubatan Tradisional merupakan salah satu warisan budaya bangsa, yang sangat berharga dan patut disarankan kembali kepada masyarakat.
Para dokter barat pada umumnya masih memandang Perubatan Tradisional sebagai Perubatan medis “non-standard” atau sampingan atau disebut juga “alternatif”. Namun semakin banyak di antara mereka yang akhirnya menerima dan menghargai Perbatan Tradisional sebagai “pelengkap”, khususnya dalam menangani kepelbagaian masalah penyakit kronis.
Adapun yang bertolak belakang dengan perubatan timur dan barat adalah perdukunan, atau juga dikenal dengan nama permobomohan. Seiring berjalannya waktu ketika para dokter di klinik tidak berhasil mengubati penyakit yang beraneka ragam dalam kalangan masyarakat, mereka dari kalangan para dukun dan bomoh pun mengambil kesempatan dengan cara menggunakan pelbagai teknik di luar batas dengan mengamalkan pelbagai praktik perdukunan, seperti rawatan dengan tenaga dalam, mantra, dll.
Perbezaan di antara kedokteran timur tradisional dan dunia perdukunan dibuktikan dengan tegas oleh seorang dokter tradisional dalam bukunya Huang Di Nei Jing yang ditulis sekitar tahun: 770-221SM, di situ disebutkan:
Anda tidak dapat berbicara tentang teori perubatan dengan orang yang percaya (melakukan) ilmu perdukunan (sihir).
Juga prinsip yang ditekankan oleh Bian Que seorang dokter tradisional yang hidup 401 – 314 SM, menekankan prinsip:
Seorang tabib (kedokteran Tradisional timur) tidak mengubati mereka yang melakukan (percaya) pada ilmu perdukunan (sihir).
Adapun selanjutnya, perlu diketahui bahawa yang disajikan dalam buku ini insya-Allah sangatlah efektif dan sangat mudah penyediaannya, dan telah diuji selama ratusan bahkan ribuan tahun, oleh para tabib (dokter) sebelum kami dan para masyarakat dari zaman dulu, sehingga kami berharap ianya dapat memberi manfaat bagi kami sekeluarga, sanak saudara dan handai taulan, teman sejawat dan masyarakat muslim secara umumnya.
Walaupun demikian, kami sedar dan tidaklah kami katakan bahawa karya ini terjaga dari kesalahan, kerana itu terjadilah anda para pembaca, sebagaimana ucapan seorang penyair:
Jika engkau mendapat cela tutuplah lubang itu. Sungguh hanya Dzat yang Mahamulia dan Maha Tinggilah yang tidak ada celanya.
Kesalahan pasti ada, kesamaran pasti termuat, kerana itu apa yang benar maka datang dari Allah ‘Azza wa Jalla saja dan apa yang salah maka datang dari diri kami dan dari syaitan. Kemudian penulis berharap semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengabulkan keinginan penulis untuk menyusun buku ini menjadi beberapa jilid, sehingga serinya berkembang mulai dari bumbu dapur, sayuran, buah dan seterusnya. Dengan demikian, setiap jilidnya tidak menjadi tebal dan membosankan. Dan semoga Dia juga berkenan melimpahkan pertolongan dan kurnia-Nya menjadikan penulis punya kemampuan dalam menyelesaikan naskah demi naskah sehingga menjadi bermanfaat. Bi’idznillah.
