Judul: Ringkasan Iqtidha' ash-Shiratal Mustaqim | Judul Asal ('Arab): Mukhtaaraat min Kitab Iqtidha' ash-Shiraathal Mustaqiim Mukhaalifatu ash-haabil Jahiim | Penulis Asal: Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (Wafat: 728H) | Peringkas: Syaikh Muhammad B. 'Ali B. Ibrahim adh-Dhuba'i | Penerbit: Pustaka ar-Rayyan | Berat: 180g | Muka Surat: 167m/s. [Hak cipta Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com]
Syaikh Muhammad B. 'Ali adh-Dhuba'i berkata:
“Saya telah menela'ah kitab karya Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah yang sungguh memuaskan dan memadai dalam memberi peringatan dari jalan-jalan orang kafir dan larangan menyerupai cara hidup mereka. Beliau begitu baik dalam membuat bantahan ke atas ahli bathil, ahli bid'ah, ahli filsafat, dan mantiq. Kaedahnya khas, ulasannya tajam, dan hujahnya jelas. Sehingga kaum Muslimin sangat memerlukan kitab dan risalahnya hingga hari ini, menggali manfaat dalam rangka membantah ahli bid'ah serta orang-orang sesat lainnya dari kalangan musuh Islam dan Muslimin.
Dan saat ini banyak kaum Muslimin yang meniru-niru serta taklid kepada kaum kafir dan orang-orang muysrik dalam urusan gaya hidup, berpakaian, adab bicara, tingkah laku, sehingga melampaui batas pada perkara yang lebih besar dari itu iaitu pada masalah ibadah. Ibadah Musimin tidak lepas dari sikap berlebihan yang mirip dengan ibadah Nashrani atau berpaling dan sombong dari kebenaran mirip dengan ibadah Yahudi. Ini bertepatan dengan hadis Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam:
“Kalian benar-benar akan mengikuti jalan hidup orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai mereka masuk ke lubang biawak pun kalian mengikuti mereka.” (Shahih al-Bukhari, no. 7320. Muslim, no. 2669)
Sikap meniru-niru tersebut terjadi disebabkan dikuasainya negeri-negeri barat dan Timur di awal dakwah Islam, begitu dekatnya jarak, bersamaan dengan makin sempurnanya pengangkutan moden, kelemahan iman di hati dan hilangnya kebergantungan terhadap jalan hidup para pendahulu mereka yang soleh. Sehingga umat Islam terpengaruh oleh budaya dan tradisi orang-orang kafir yang mereka lihat dan kagumi. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberi peringatan kepada umat ini tentang jalan hidup kaum kafir dalam banyak ayat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.” (Surah al-Baqarah, 2: 145)
Maka umat Islam yang kuat imannya tidak akan terkesan dengan melihat warna kulit dan penampilan luaran yang palsu serta taklid buta. Ia tetap tampil beza pada jatidirinya sebagai seorang Muslim yang tidak akan menyimpang darinya. Kerana ia tahu bahawa dalam Isla terdapat kebaikan dan keberuntungan di dunia dan akhirat.
Ringkasan yang saya beri judul Mukhtarat min Kitab Iqtidha ash-Shiraatal Mustaqim Mukhalifatu Ashhabil Jahiim, saya menilai ia berisi terapi yang dapat melawan sikap meniru penampilan orang-orang kafir yang nampaknya hebat itu serta memperingatkan keburukan yang tersebar di kalangan umat Islam. Walaupun demikian, para pembaca yang meinginkan tambahan ilmu, tetap memerlukan rujukan kitab asalnya kerana di dalamnya mengandungi banyak manfaat dan ilmu yang luas.
Saya berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar buku kecil ini memebri manfaat bagi para pembaca serta menunjuki jalan yang lurus...”
Demikianlah keadaannya, ramai dari kalangan umat Islam yang merasa takjub dan terkagum-kagum melihat kehebatan kaum kafir pada hari ini khasnya dari barat. Kemudian mereka takjub dengan teknololgi yang dibangun oleh bijak-pandai kuffar. Ini tidak lain adalah kerana lemahnya mereka dari sudut ilmu diin dan ilmu dunia itu sendiri, akhirnya mereka terkalahkan sehingga memandang kaum kuffar itu dengan pandangan yang tinggi. Sedangkan mereka yang lemah, bukannya kerana kaum kafir itu yang hebar.
Kerana miskinnya ilmu agama, meninggalkan aqidah yang sahih, dan tidak kembali kepada sumber ilmu yang benar, umat Islam hari ini pun sedikit demi sedikit mula mengorak langkah mengikuti jalan-jalan hidup kaum kafir yang disangkanya hebat dan mengagumkan. Sedangkan jalan-jalan hidup orang kafir itu adalah kebinasaan dan kerugian. Tetapi sayang mereka tidak menyedari, dan mereka tertipu.
Kata Syaikh 'Abdullah B. Jarullah B. Ibrahim al-Jarullah:
“Dalam buku (karya asal Ibnu Taimiyah) yang sarat dengan dalil al-Qur'an dan as-Sunnah ini, penulis memperingatkan umat Islam terhadap bahayanya sikap meniru-niru orang-orang kafir dan orang-orang ajam (selain Arab) dalam permasalahan pakaian, adat, bahasa, hari-hari besar, perayaan kelahiran, tersebarnya bid'ah sama ada yang berbentuk keyakinan ataupun amalan seperti keterkaitan hati dengan orang-orang yang telah mati lalu berdoa kepadanya, aktivis tarekat Sufiyah, khurafat seperti perayaan hari Asyura, maulid Nabi, sambutan Isra' Mikraj, malam nishfu Sya'ban, mempertuhankan para Nabi, orang-orang soleh, membina masjid di atas kubur-kubur dan tawaf di sekelilingnya, minta doa kepada ahli kubur, mengusap dan minta barakah kepadanya, dan kebid'ahan serta kesyirikan-kesyirikan lainnya yang dilakukan oleh banyak orang awam, ahli bid'ah, tarekat sufiyah, Syi'ah, dan selain mereka.”
Maka, semoga buku yang hadir ini dapat memberi kesedaran kepada para pembaca semua khasnya kepada kaum muslimin seluruhnya. Semoga mereka meninggalkan jalan-jalan orang kafir yang penuh kegelapan dan tipudaya, seraya kembali kepada jalan agama yang terang dan benar, iaitu jalan Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. [Hak cipta Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com. Tidak dibenarkan membuat salinan tanpa kebenaran]