Senarai Penerbit
Categories
Maklumat Akaun

Dapatkan Sekarang

Meraih Puncak Ihsan

Meraih Puncak Ihsan
Terbitan: Darus Sunnah
Product Code: Darus Sunnah (6(4))
Ukuran Buku: (Tinggi x Lebar x Tebal)(cm) 24 x 17 x 0

ISBN:
Availability: In Stock
Price: RM39.00
Qty:     - OR -   Add to Wish List
Add to Compare

Judul: Meraih Puncak Ihsan | Penulis: Syaikh Prof. Dr. Falih bin Muhammad bin Falih Ash-Shughayyir | Penerbit: Darus Sunnah | Berat: 600g | Judul: 308m/s.


Syari'at Islam amat prihatin terhadap setiap keperluan manusia, sama ada yang berkaitan dengan kemaslahatan peribadi ataupun hubungan sosial di tempat tinggalnya, tanpa membeza-bezakan bangsa, warna kulit, jantina ataupun status sosialnya. Kerana yang menjadi pembeza di antara seorang muslim dengan yang lainnya hanyalah satu iaitu ketaqwaannya. Berdasarkan ketaqwaan inilah, seseorang akan diberi kemuliaan atau mendapat kehinaan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala,
 
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa..." (Surah al-Hujurat, 49: 13)
 
Di antara perkara yang boleh dijadikan sebagai petunjuk atau tanda-tanda ketaqwaan seseorang adalah perilaku dan tindak-tanduknya yang baik terhadap sesiapa saja serta dalam apa jua keadaan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam amat memperhatikan permasalahan ini. Ini jelas sekali dapat dilihat dalam setiap perintah, larangan, perbuatan, ucapan, dan ketetapannya sebagai penguat atas apa yang terdapat dalam al-Qur'an.
 
Di antara ayat di mana Allah Ta'ala memerintahkan supaya bersikap ihsan adalah,
 
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan melaksanakan kebajikan, memberi bantuan kepada ahli keluarga, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan yang keji, kemungkaran, serta permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu supaya kamu dapat mengambil pelajaran." (Surah an-Nahl, 16: 90)
 
Ibnu Mas'oud Radhiyallahu 'anhu berkata, "Ayat ini merupakan ayat yang paling sempurna dalam al-Qur'an, yang menerangkan setiap kebaikan yang wajib diamalkan dan kejahatan yang perlu dijauhi." (lihat Tafsir al-Qurthubi, 10/165)
 
Seterusnya, Allah Ta'ala turut memerintahkan supaya berlaku ihsan kerana Allah mencintai orang yang bersikap ihsan ini. Allah berfirman (maksudnya),
 
"...dan berbuat baiklah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Surah al-Baqarah, 2: 195)
 
Ihsan menduduki posisi tertinggi dalam hal perhubungan dengan Allah dan makhluk-Nya, sehingga begitu banyak nash-nash dalam al-Qur'an ataupun hadis-hadis yang menunjukkan kepada perkara tersebut. Di antaranya firman Allah Ta'ala (yang bermaksud),
 
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." (Surah an-Nahl, 16: 128)
 
Allah 'Azza wa Jalla berfirman (maksudnya),
 
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (Surah al-'Ankabut, 29: 69)
 
Firman Allah Ta'ala (maksudnya):
 
"(Katakanlah kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu usahakan." Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Mursalat: 43-44)
 
Firman Allah Ta'ala (maksudnya),
 
"Mereka mendapat apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan-nya. Demikian lah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik." (Surah az-Zumar, 39: 34)
 
Ihsan merupakan sifat terpuji, sifat para nabi dan rasul, dan sifat hamba-hamba Allah yang mukhlis sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh,
 
"Kesejahteraan (Kami limpahkan) ke atas Nuh di seluruh alam. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." (Surah ash-Shaaffaat, 37: 79-80)
 
Ihsan merupakan akhlak mulia yang perlu sentiasa diamalkan oleh setiap muslim dalam setiap waktu dan segala urusannya. Syaikh al-Jazairi mengingatkan betapa pentingnya berbuat baik dalam setiap aspek kehidupan dan dalam urusan agama.
 
Sangat tepat dan cukuplah dinukilkan di sini untuk menerangkan pentingnya ihsan. Syaikh berkata, "Pengertian ihsan dalam hal ibadah adalah melaksanakan ibadah sama ada berupa solat, puasa, haji, atau lainnya dengan benar, memenuhi syarat dan rukunnya, memenuhi sunnah dan adabnya. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan sempurna, melainkan apabila ia merasa bahawa ia melihat Allah Ta'ala ataupun jika tidak, maka Allah pasti melihat dan mengawasi dirinya. Apabila perasaan ini telah terpahat dalam dirinya, maka sangat mudah baginya untuk melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, bersesuaian dengan apa yang diperintahkan.
 
Inilah yang disampaikan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam sabdanya,
 
"Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Allah pasti melihatmu. " (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Semak Cara Membuat Belian dan Pesanan

Write a review

Your Name:


Your Review: Note: HTML is not translated!

Rating: Bad           Good

Enter the code in the box below:



© 2014 ATSAR Enterprise | Galeri Ilmu Ahli Sunnah. All Rights Reserved.

Website tuned by fidodesign.net